Sabtu, 10 Desember 2011

Sebuah Catatan di Sebuah Buku (3)

Jangan Menuruti Emosi

Jika kita mudah emosi dan terhina maka kita akan terkena jebakan lawan. Tetapi bila kita terlalu sabar, kita akan diremehkan dan dianggap mudah ditindas / dibuat mainan saja.

Maka sewaktu kita marah, jangan melakukan apa-apa. Tetapi bila menganggap itulah kelemahan kita, kita harus sesekali menunjukan kemarahan kita. Bila musuh sengaja membuat kita marah, jangan perdulikan dan anggap saja ada orang gila di sekitar kita.
Tetapi bila kita dianggap tak marah dan lawan berusaha memaksakan kehendaknya dan menekan, marahlah dengan hebat, tetapi usahakan akal sehat tetap digunakan, buatlah lawan salah menduga agar apa yang ia pikirkan tak sesuai apa yang kita pikirkan.
Jadi bila ia yakin dia akan menang, tetapi sebenarnya ia akan kalah. Bila ia yakin dia akan kalah sebenarnya ia benar-benar sudah kalah. Berilah ia harapan kalau ia bisa menang. Bila yakin ia berhasil menjebak, buatlah jebakan itu mengenai dirinya sendiri. Bila ia yakin jebakannya tak akan berhasil, buatkanlah ia merasa yakin bila jebakannya akan berhasil. Itulah kekejaman dan tak kenal kasihan dalam perang, maka jangan digunakan kepada orang yang ingin berdampingan selama hidupmu dan jangan sering menantang orang lain  karena hal ini dapat digunakan oleh siapa saja. Gunakan sajalah untuk pelindungmu sendiri. Kalau tidak, akan terjadi senjata makan tuan.

Marahlah pada waktu kamu seharusnya marah dan jangan marah bila kamu tak seharusnya marah. Jangan terbalik kalau terbalik kamu dianggap orang yang tak dewasa .

Maka dari itu jangan mulai perang dan jangan menantang perang. Kalau perang terjadi, orang yang paling baik pun akan terlihat sangat sadis dan jahat serta tak punya perasaan.

*Sumber : 16 Strategies of Zhuge Liang

0 comments: